Rabu, 29 Desember 2010

KUMPULAN MATERI JURNALISTIK

Pada dasarnya setiap orang bisa membuat karya tulis, karena di sini tidak diutamakan bakat melainkan keinginan dan kemauan. Hampir semua orang sudah mengetahui apa yang harus dilakukan untuk memulai menulis, tapi mengapa mereka tidak melakukannya?

Faktor-Faktor Sulit Menulis

Tidak punya ide untuk menulis
Susah dari mana memulai menulis
Berhenti di jalan, dan tak bisa meneruskan.

Actuality
Proximity
Magnitude
Situasional

Susah Memulai, lalu???
Mulailah dengan yang ringan.
1. Dari kutipan
2. Hasil pembicaraan
3. Angka-angka
4. Fakta panca indera.
Teguhkan Hati Bahwa Saya Bisa..
1. Mulai dengan keyakinan.
2. Jngan taku salah
Berhenti di Tengah, So What?
1. Kembalilah pada ide awalnya.
2. Fokus pada permasalahan.
3. Bertanyalah, lalu jawablah.
4. Pupuk lagi kepercayaan diri.

Senang pada solusi
Kaya gagasan dan program
“Biarlah saya melakukan untuk Anda”
“Hal itu memang sulit, tapi pasti bisa dipecahkan”
Ringan mengakui kesalahan dan minta maaf
Senang pada intuisi dan imaginasi
“Jika orang lain bisa, mengapa saya tidak bisa”
Cerdas membaca peluang
Berpikir sebelum bertindak
Tegas, tapi tidak menyakitkan
Memegang prinsip dan fleksibel
“Jangan melakukan sesuatu yang Anda tidak ingin orang lain melakukannya terhadap anda”
Kreatif dan inovatif
Orientasi terhadap prestasi, bukan prestise

Writer, Not Looser Mentality
Bagian dari masalah
Miskin akan gagasan dan program
“Itu bukan tugas saya”
“Hal itu mungkin bisa, tetapi terlalu sulit dilaksanakan”
Susah mengakui kesalahan dan minta maaf
Miskin intuisi dan imaginasi
“Ah saya memang sudah ditakdirkan untuk gagal”
Tidak bisa membaca peluang
Bertindak baru berfikir kemudian
Tidak tegas dan sering menyakiti orang lain
Kaku (rigid)
Sering menyakiti orang lain tanpa menyadari tindakannya
Tidak kreatif dan inovatif
Orientasi terhadap prestise (gengsi) bukan prestasi


Menulis Artikel di Media Massa
Menulis di Media Sulit?
Rata-rata koran menerima 10- 30 artikel per hari
Persaingan antar-penulis tinggi.
Tidak semua media menyediakan kiriman artikel dari luar.

Bagaimana Menembus Media
Cari tahu karakteristik media
Cari momen yang tepat
Cari tahu bagaimana media menerima artikel
Pelajari apa model artikel yang diterima

Karakteristik Media
Pelajari misi dan segmen pembacanya.
Lihat model bahasa yang digunakan
Lihat rubrikasi yang menerima tulisan dari luar.

Model-Model Artikel
Artikel situasional
Artikel aktualitas
Artikel getaran
Artikel misi

Memulai Menulis
Tidak punya ide menulis
Punya ide tapi tak bisa memulai
Bisa menulis tapi di tengah jalan macet

Mau Menulis Ide Buntu?
Selalu berpikir pada: aktual, kedekatan, getaran kuat, ketokohan, situasional, sensasional, human interest, dan sesuatu yang baru.
Baca, baca, dan baca…
Hilangkan perasaan ragu.

Sulit Memulai Menuliskan Ide
Mulai dari hal-hal ringan
Bisa kalaimat langsung atau tak langsung.
Hilangkan perasaan takut menulis


Menulis di Media Massa
Oleh Khoirul Anwar

Batasan
Kata menulis di sini kita batasi dengan menulis artikel ilmiah populer di media massa. Bukan tulisan dalam bentuk berita/informasi, puisi, cerpen, novel, dkk.

Mengapa menulis di media sulit?
Media, terutama Koran, sangat banyak menerima artikel dari luar. Rata-rata 10-30 artikel per hari. Misalnya Jawa Pos (25-30 artikel per hari), Kompas (30 ke atas), Republika (15 artikel), Radar Malang (5 artikel), dll. Karena banyaknya pengirim, maka persaingannya sangat tinggi.

Apakah bukan berarti tidak bisa ditembus?
Bisa. Tapi harus tahu trik dan tipsnya.

Caranya?
1.Cari tahu karakteristik media yang akan Anda kirimi artikel.
2.Cari momen yang tepat saat Anda mengirim artikel.
3.Cari tahu bagaimana media menerima artikel dari luar
4.Pelajari seperti apa model artikel yang diterima yang akan Anda kirimi.

Seperti apa karakteristik media?
Media memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan itu terkait misi dan segmen media. Contoh: Jika Anda mau mengirim artikel keagamaan, jangan kirim ke Jawa Pos. Karena Jawa Pos suka artikel actual karena Jawa Pos berbasis umum. Kirimlah ke Republika atau media yang berbasis agama.
Jadi sekali Anda keliru mengirim ke media yang tidak sesuai dengan misi tulisan, maka akan sangat sulit menembus media itu.

Seperti apa momen yang tepat mengirim artikel?
Media massa menyukai momen dan aktualitas. Maka dari itu perhatikan momen, karena itu sangat penting. Dengan mengetahui momen, Anda akan bisa dengan cepat menentukan akan menulis artikel model apa.

Apa saja model artikel itu?
1.Artikel situasional
2.Artikel aktualitas
3.Artikel getaran
4.Artikel misi

Bagaimana media menerima artikel dari luar?
Biasanya media menunjukkan cara bagaimana orang luar mengirim artikel. Ada banner atau disclaimer yang dibuat media tersebut. Lakukan apa permintaan dalam disclaimer media itu.


Dari sisi penulis, apa yang harus diperhatikan?
Media sangat memperhatikan kapabilitas penulis. Karena itu jika Anda ingin artikelnya diterima, maka kapabilitas harus diperhatikan. Jika Anda ahli hokum menulislah hukum, dll.

Bagaimana memulai menulis?
Ada tiga masalah klasik yang dihadapi penulis. (1) Tidak punya ide menulis, (2) sudah punya ide tapi tak bisa memulai, dan (3) sudah bisa menulis tapi di tengah jalan macet. Karena itu tiga masalah klasik ini harus dipecahkan dulu.

Mau menulis ide buntu, bagaimana membukanya?
Berpikirlah peka terhadap hal-hal yang aktual, kedekatan, getaran kuat, ketokohan, situasional, sensasional, human interest, dan sesuatu yang baru. Karena itu banyak baca merupakan kewajiban bagi penulis.

Bagaimana memulai menuliskan ide?
Jangan takut memulai menulis.
Mulai dari hal-hal ringan. Misalnya kutipan (langsung atau tak langsung), pertanyaan, atau data-data ringan.

Bagaimana mengatasi kemacetan menulis?
Menulis itu sebenarnya menjalankan segitiga pemikiran. Ide-Pertanyaan-Jawaban. Maka, jika berhenti pertanyakan dan jawablah kembali ide awal Anda.

Apakah menulis harus ada outline?
Bisa juga, bisa juga tidak. Terserah. Tapi yang terpenting menulis itu harus mengalir.

Kok sulit ya?
Menulis artikel itu mudah. Jika Anda bisa bicara, maka Anda pula bisa menulis.


Penulis adalah pemimpin redaksi Radar Malang


KODE ETIK JURNALISTIK
FILOSOFI DASAR
Pasal 1
Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
Penafsiran
Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers.
Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi.
Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.
Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain.
Pasal 2
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
Penafsiran
Cara-cara yang profesional adalah:
menunjukkan identitas diri kepada narasumber;
menghormati hak privasi;
tidak menyuap;
menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya;

rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang;
menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara;
tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri;
penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik.
Pasal 3
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
Penafsiran
Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang kebenaran informasi itu.
Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak secara proporsional.
Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta.
Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.
Pasal 4Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
Penafsiran
Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan sebagai hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.
Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja dengan niat buruk.
Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan.
Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar, suara, grafis atau tulisan yang semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi.
Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan waktu pengambilan gambar dan suara.
Pasal 5
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
Penafsiran
Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang memudahkan orang lain untuk melacak.
Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah.
Pasal 6
Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
Penafsiran
Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntungan pribadi atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut menjadi pengetahuan umum.
Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari pihak lain yang mempengaruhi independensi.
Pasal 7
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.

Penafsiran
Hak tolak adalak hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya.
Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai dengan permintaan narasumber.
Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari narasumber yang disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya.
“Off the record” adalah segala informasi atau data dari narasumber yang tidak boleh disiarkan atau diberitakan.
Pasal 8
Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

Penafsiran
Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui secara jelas.
Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.
Pasal 9
Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
Penafsiran
Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-hati.
Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya selain yang terkait dengan kepentingan publik.
Pasal 10
Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
Penafsiran
Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena ada maupun tidak ada teguran dari pihak luar.
Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan terkait dengan substansi pokok.
Pasal 11
Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.
Penafsiran
Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.
Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.
Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki.
Aturan Main
Penilaian akhir atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan Dewan Pers.
Sanksi atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan oleh perusahaan pers.

Menulis BeritaItu Tidak Sulit
Aturan Main
Gunakan panca indera untuk mengamati ruangan gedung dan acara ini.
Saya akan berinteraksi dengan peserta, catat nama, jawaban, dan perhatikan.
Catat fakta-fakta apa saja yang Anda rasakan dari pengamatan, saya berinteraksi, dan pengetahuan dasar Anda.
Kumpulkan semua fakta itu di kertas kosong yang Anda pegang.
Makin banyak fakta makin bagus.

Berita, Makhluk Apa Itu?
Kumpulan dari fakta-fakta nyata
Informasi utuh dan komprehensif.
Wajib memiliki unsur 5 W 1 H.
Membuat Berita
How to get
How to comphare
How to write
How to expose
How to get?
Mencari dengan wawancara.
Mencari dengan pengamatan
Mencari angka-angka kuantitatif
Memaksimalkan knowledge asset


How to Comphare?
Memilah berdasarkan angle.
Menyatukan menjadi satu bahasan.
Angle Berita via News Value
Aktualitas
Kedekatan
Getaran
New
Ketokohan
Human interest
Dramatik
Situasional
Sensasional
Tren
How to Write?
Wajib ada 5 W 1 H
Menulis berita = bercerita
Gunakan bahasa sehari-hari dan mengalir.
Ada lead (kepala berita).

Berita Mengalir
Mengalir: A-A-B-B-B-C-C-D-D- D-E..dst
Tidak mengalir: A-A-B-B-B-C-C- A-D-D-C-E-E-B-B…dst

Lead (Kepala Berita)
Bukan kesimpulan.
Terletak di paragraf pertama.
Fungsinya: menarik pembaca, berisi informasi awal.
Minimal ada 3 W-nya
Macam Berita
Strait news
Features (personal feature, dramatik feature, adventure feature, investigation feature)
Depth news
Ciri-ciri Bahasa berita
Lugas
Artinya, tulisan tidak dibumbui bunga-bunga bahasa, tidak menggunakan kata-kata berkias yang muluk-muluk

Singkat
Bahasa yang lugas menghasilkan bahasa yang singkat, tidak bertele-tele atau berbelit-belit. Kalimat yang digunakan pendek-pendek. Sebuah kalimat yang baik tidak lebih dari 20 kata. Kalimat yang panjang akan sulit dipahami.
Mudah dipahami Bahasa jurnalistik harus mudah dipahami pembacanya. Karena itu, kalimat perlu disusun secara singkat. Jangan menggunakan istilah asing, daerah, atau istilah ilmiah yang tidak dimengerti. Jika harus memakainya, cari makna atau padanannya.
Masuk akal
Artinya, dapat diterima oleh nalar kita.
Contoh kalimat yang tidak logis:
Karena sakit, dia dilarikan ke rumah sakit.
Menarik Maksudnya, merangsang seseorang untuk terus membacanya. Untuk membuat tulisan menarik, yang perlu dipertimbangkan adalah materi berita, sasaran yang dituju, gaya bahasa yang serasi, pilihan kata yang tepat.
Tidak bermakna ganda
Artinya, tidak menimbulkan banyak penafsiran.
contoh kalimat bermakna ganda:
Istri rektor yang ramah itu pandai menyanyi.
(Yang ramah istri rektor atau si rektornya?)

Hemat
Orang bijak mengatakan, ”Kian banyak yang Anda katakan, makin sedikit yang dingat orang.”
Penulis tidak boleh boros kata. Pemborosan tampak pada kalimat berikut:
Sumpah Pemuda adalah merupakan…
Ribuan pemuda-pemuda…

Berita dan Penggalian Data

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih berita:
Aktualitas
Berarti kehangatan. Semakin hangat yang diberitakan, semakin menarik berita tersebut. Saat ini, berkat kemajuan teknolagi, ukuran hangat tidaknya sebuah berita, hanya dalam hitungan jam.
Ketokohan.
Bila suatu peristiwa sama-sama menimpa seorang tokoh dan bukan tokoh, yang menimpa sang tokohlah yang lebih dikedepankan. Tokoh di sini bukan hanya tokoh formal, namun juga orang yang diakui ketokohannya oleh masyarakat.
Unik.
John Bogart, editor masalah New York Sun , pernah mengatakan, ”Kalau anjing menggigit orang, itu bukan berita; tapi, jika orang menggigit anjing, ini baru berita.” Pernyataan Bogart ini berkembang ke hal-hal lain.
Misalnya, pemain sepak bola Belanda Dennis Berkamp takut naik pesawat semenjak temannya mengalami kecelakaan udara. Karena itu, dia tidak ikut klubnya, Arsenal, maupun timnas Belanda bila bertanding di tempat yang jauh.
Informatif Terkait dengan informasi baru yang mengandung banyak manfaat bagi pembaca. Misalnya, kenaikan harga BBM, perubahan UU lalu lintas, atau penutupan jalan karena suatu acara.
Trendi
Berarti gaya atau tradisi terbaru. Misalnya, kini banyak ABG mengenakan kacamata warna-warni. Begitu juga mode pakaian, gaya rambut, atau cara melangsingkan tubuh terbaru.
Human interest
Artinya menyentuh atau menggugah perasaan pembaca. Contoh, derita mantan wanita panggilan kelas tinggi yang kini hanya bisa terbaring gara-gara AIDS. Sekarang dia telah bertobat. Namun, semua keluarganya tak sudi merawat dia. Hanya seorang keponakannya yang mau merawat. Itu pun lebih sering makian dan bentakan yang keluar dari mulut sang keponakan.
Proximity
Yaitu kedekatan, peristiwa yangdekat dengan pembeca, maka akan lebih dibaca daripada peristiwa yang sama tapi jauh. Misalnya, di Amerika ada gunung meletus, korbannya seratus, kemudian di Malang juga ada gunung meletus, korbannya 50. maka berita yang ada di Malang ini akan lebih diutamakan dan menarik.

Menulis Berita
Berita yang baik mengandung unsur
5 W + 1 H.
Prinsip penulisan menggunakan piramida terbalik.
Ciri-ciri Bahasa berita
Lugas
Artinya, tulisan tidak dibumbui bunga-bunga bahasa, tidak menggunakan kata-kata berkias yang muluk-muluk

Singkat
Bahasa yang lugas menghasilkan bahasa yang singkat, tidak bertele-tele atau berbelit-belit. Kalimat yang digunakan pendek-pendek. Sebuah kalimat yang baik tidak lebih dari 20 kata. Kalimat yang panjang akan sulit dipahami.
Mudah dipahami Bahasa jurnalistik harus mudah dipahami pembacanya. Karena itu, kalimat perlu disusun secara singkat. Jangan menggunakan istilah asing, daerah, atau istilah ilmiah yang tidak dimengerti. Jika harus memakainya, cari makna atau padanannya.
Masuk akal
Artinya, dapat diterima oleh nalar kita.
Contoh kalimat yang tidak logis:
Karena sakit, dia dilarikan ke rumah sakit.
Menarik Maksudnya, merangsang seseorang untuk terus membacanya. Untuk membuat tulisan menarik, yang perlu dipertimbangkan adalah materi berita, sasaran yang dituju, gaya bahasa yang serasi, pilihan kata yang tepat.
Tidak bermakna ganda
Artinya, tidak menimbulkan banyak penafsiran.
contoh kalimat bermakna ganda:
Istri perwira yang ramah itu menyanyi.
(Yang ramah sang istri atau si perwira?)

Hemat
Orang bijak mengatakan, ”Kian banyak yang Anda katakan, makin sedikit yang dingat orang.”
Penulis tidak boleh boros kata. Pemborosan tampak pada kalimat berikut:
Sumpah Pemuda adalah merupakan…
Ribuan pemuda-pemuda…
Persiapan dan Teknik Wawancara
Persiapan Material
1. Perlu disiapkan peralatan wawancara seperti alat tulis, tape recorder, atau kamera.
2. Siapkan data-data pendukung seperti dokumen persoalan atau masalah yang tertulis yang menunjang wawancara.
3. Persiapan fisik. Kalau sampai sakit, kegiatan wawancara bisa terganggu dan tidak mencapai maksimal. Sebab, kegiatan wawancara tidak jarang juga memerlukan waktu cukup lama.

Persiapan non material
Telusuri berita atau masalah yang hendak ada kembangkan dalam wawancara.
Periksalah fakta-fakta seputar masalah yang akan Anda kembangkan. Lakukan persiapan dan riset.
Pertimbangkan keinginan tahu dan kebutuhan khalayak atau publik media Anda.
Tentukan daftar dan alur pertanyaan.
Jagalah pertanyaan Anda sesingkat mungkin.

Pertebal kepercayaan diri agar berani dan mampu mengajukan pertanyaan yang sulit dan kontroversial.
Kejar semua asumsi yang dilontarkan narasumber.
Kembangkan agar si narasumber dapat mengajukan contoh yang detail.
Jika dimungkinkan, kembangkan agar narasumber berbicara lebih personal.
10. Tunjukkan bahwa Anda mempunyai minat terhadap masalah yang Anda bahas serta perlihatkan bahwa Anda cukup mengetahui masalah tersebut.

. Galilah semua informasi dari narasumber. Kendati ”tidak bersedia memberikan komentar atau tidak bersedia memberikan jawaban”, hal tersebut adalah berita.
Sebagai jurnalis, posisikan diri Anda justru di atas narasumber atau minimal sejajar .
Hasil wawancara perlu segera ditulis selagi ingatan masih segar. Gunakan tape recorder jika memang sangat perlu dan khawatir dengan sebutan istilah yang salah. Jangan sungkan meminta narasumber menuliskan nama terang lengkap dengan titel atau jabatannya sendiri. Bila perlu, minta kartu namanya.
Kalau terjadi keraguan mengenai suatu hal dari wawancara tersebut, biasakan menanyakan kembali, mungkin melalui telepon.
Perhatikan:
Semakin banyak narasumber, data yang Anda dapatkan semakin lengkap. Berarti pula, berita yang Anda tulis lebih bagus.
Perhatikan penampilan jika ingin menjumpai narasumber. Sesuaikan dengan kondisi dan situasi.
Penetapan Angle
Menulis berita berbeda dengan menulis cerpen, novel, atau karangan-karangan lainnya. Menulis berita berarti memancing hasrat orang untuk terus membaca. Jadi, kalimat pembuka ibarat berfungsi sebagai ”kail” yang sulit untuk melepas ”buruannya”. Pendek kata, dalam berita, ketika orang membaca kalimat pertama, dia punya hasrat kuat membaca kalimat-kalimat berikutnya.
Coba Anda identisifikasi beberapa fakta di bawah ini? Mana yang paling menarik?
Ada kecelakaan lalu lintas di Jl Veteran.
Peristiwa terjadi Sabtu sore pukul 17.00.
Antara mobil dan sepeda motor.
Pengendara sepeda motor tewas.
Korban tewas ternyata wali kota Malang.
Sepeda motor ringsek berat dan mobil penyok bodi depannya.

Polisi menyimpulkan pengemudi mobil bersalah karena ngebut dan memakan marka jalan.
Korban dilarikan ke rumah sakit.
Pengemudi mobil ditahan polisi.
Keluarga korban shock.

Manajemen Lembaga Media
Tiga Kerjaan Besar
Manajemen Redaksi
Manajemen Isu
Manajemen Perusahaan
Manajemen Redaksi
Perencanaan:
Mengatur roda keredaksian sebagai produsen konten mediaInformasi utuh dan komprehensif.
Pengorganisasian:
Mengatur irama kerja organisasi redaksi.
Kontrol:
Menjaga standar mutu produk redaksi.
Evaluasi:
Mengevaluasi pekerjaan tim redaksi
Tim Redaksi
Pemimpin redaksi
Redaktur Pelaksana
Redaktur
Koord Liputan
Wartawan
Pracetak
MANAJEMEN ISU
Merencanakan konten tulisan pada kurun waktu tertentu.
Membangun Isu
Isu besar = tujuan besar.
Isu lebih besar menutupi isu besar.
Isu besar terpolarisasi isu-isu kecil.
Isu besar diganggu isu-isu kecil

SEPUTAR JURNALISTIK…….
Apa Itu Jurnalistik?
Banyak teori yang muncul. Namun singkatnya, jurnalistik adalah ilmu tentang menulis, khususnya menulis informasi/berita.

Lingkup Jurnalistik
Media (cetak: koran, majalah, buletin, tabloid dll. Elektronik: radio, TV, online, dll)
Konten (Non fiksi: berita, artikel, feature. Fiksi: novel, cerpen, puisi)
SDM (Pemred, Redaktur, Wartawan, Fotografer, Layoutman)
Berita (Selalu Baru)
Berita = news (mengandung info yang baru, info basi bukanlah berita)
Berita berasal dari data-data yang dikumpulkan reporter (’’tukang belanja’’) dan diolah oleh redaktur (’’koki’’), agar penyajian ke khalayak (’’penikmat’’) menjadi enak
APA ITU BERITA?
Kejadian luar biasa atas orang biasa (kebanyakan)
Kejadian biasa atas orang luar biasa (tokoh)
Kejadian luar biasa atas orang luar biasa
Peristiwa lain yang memenuhi anggapan orang tentang berita
JADI BERITA ADALAH….
Cerita yang diceritakan.
Cerita itu disajikan dalam bentuk tulisan atau visual.
Cerita itu tidak ditambah- tambahi dan dikurangi.
Cerita itu harus seimbang.
Reporter, Pencatat Sejarah

Asal kata reportare (Latin) membawa pulang dari suatu tempat
Informasi (berita) menentukan dalam perkembangan peradaban
Peradaban Islam juga mengenal beberapa ’’reporter’’ (peziarah yang mencatat perjalanannya)
Menuliskan ReportaseResep klasik tetap berlaku: 5 W + 1 H-what (apa yang terjadi)-when (kapan kejadiannya)-who (siapa yang terlibat)-where (di mana kejadian itu)-why (mengapa sampai terjadi)-how (bagaimana kejadiannya)Hilang salah satu unsur itu berita tidak ’’berbunyi’’Mana yang didahulukan dalam lead (kepala) berita, tergantung mana yang paling penting di antara kelima unsur itu.
Bangunan Berita
Hard news, spot news, straight news (’’berita keras’’) biasanya berstruktur piramida terbalik (yang terpenting di atas untuk memudahkan editing)
Struktur piramida terbalik, setelah judul, disusul lead (kepala berita) dan kemudian tubuh berita (uraian fakta)
Soft news, depth news, features, atau berita tokoh biasanya berstruktur lebih bebas, tapi bisa pula dengan piramida terbalik
Lead harus menarik, agar memancing orang membaca


Menggali Ide Membuat Berita Melalui RUKUN IMAN NEWS
Aktualitas
Magnitude
Proximity
Ketokohan
New
Modern
Human Interest
Dramatik
Sensasional
Inovatif
Unik
Situasional

MENGGALI DATA BERITA
Wawancara
Pengamatan plus
Angka
Knowledge Asset
ANGLE BERITA
Dalam sebuah berita, faktor ketertarikan pembaca adalah angle (sudut pandang) si reporter.
Semakin bagus angle yang diambil, makin kelihatan kecerdasan seorang reporter.
Angle didapat setelah memperhatikan rukun iman membuat berita.
CONTOH PENG-ANGEL-AN
Peristiwa pembunuhan sore kemarin terjadi di Universitas Islam Negeri Malang. Dua mahasiswa jadi korban perampokan disertai kekerasan. Mereka Yudha, 19, dan Yudhi, 20.
(Angle berdasarkan rukun iman aktualitas)

Putra Bupati Antahberantah Yudha, kemarin sore jadi korban pembunuhan di Universitas Islam Negeri Malang. Lelaki 19 tahun ini terbunuh bersama temannya, Yudhi, 20, setelah dirampok oleh lima orang usai kuliah.
(Angle dari sudut ketokohan sang bupati)

Darah bercecer di ruang kelas 10 Universitas Negeri Malang. Sepotong tangan tergeletak di bawah meja. Jerit tangis pun menyelimuti kampus di Jl Surabaya itu. Itu terjadi setelah dua orang mahasiswa ditemukan tak bernyawa dalam kondisi mengenaskan. Keduanya adalah Yudha dan Yudhi.
(Ini angle dramatis atau bisa human interes).
MACAM FEATURES
Personal Features
Human Interest Features
Adventure Features

Features adalah berita yang berisi gambaran/diskripsi tentang objek informasi.


Patut Diperhatikan…
Akurasi fakta-fakta (misal, beras beda dengan gabah atau padi, kertas beda dengan koran, orang beda dengan anak-anak, musala beda dengan masjid)
Ejaan yang konsisten (misal, apotik atau apotek, khawatir atau kuatir, praktek atau praktik, salat atau sholat)
Pemakaian tanda baca yang benar
Serius dan gigih sangat dihargai dalam mengumpulkan fakta-fakta (tidak gampang percaya), bila perlu dengan investigasi (Latin: vestigum=jejak kaki)
Banyak membaca, banyak membaca, banyak membaca, banyak membaca…
KESIMPULAN
Membuat berita tidak sulit….
Cari sudut pandang yang baik dan paling menarik.
Bingung mau nulis apa, kembalilah pada RUKUN IMAN
Perbanyak Knowledge Asset Anda.
Sering latihan.



MENGUBAH PARADIGMA
Mengubah Mind Set
Menyadari Ada Lintas Generasi
Memahami Keinginan Generasi
Pelajaran apa yang dapat kita petik?
Pelajaran apa yang dapat kita petik?
PROBLEM
Tidak tahu keinginan generasi baru.
Apriori
Tidak percaya
Terkejut
CHANGE
Cara Pandang
Cara Memperlakukan
Cara Bekerja
Cara Menyelesaikan Masalah
Jangan Sombong

BAGAIMANA INDONESIA?
Bagaimana kesiapan SDM?
Bagaimana dukungan pemerintah?
Bagaimana sikap ANDA sebagai generasi penerus?
Bagaimana mencari dukungan media?

Peran Media
Penyeimbang
Publikasi
Kontrol
Partner
Peran sebagai Media

SEPUTAR MANAJEMEN ISU
Apa Itu Manajemen Isu
Manajemen adalah proses untuk mengorganisasi secara efektif, efisien, dan optimal dengan menggunakan dan memanfaatkan semua resources.
Manajemen isu: proses untuk mengorganisasi secara efektif, efisien, dan optimal dengan menggunakan dan memanfaatkan semua resources.

Bangunan Manajemen Isu
Isu besar dibuat untuk tujuan besar
Isu lebih besar menutup isu besar
Isu besar dipolarisasi isu-isu sedang.
Isu besar diganggu isu-isu baru
Contoh Isu 1
29 Okt – 3 Nov = Gayus di Bali
26 Okt – 2 Nov = Merapi dll
3 – 10 Nov = bencana
9 – 10 Nov = Obama
12 – 17 Nov = Gayus lagi
13 – 20 Nov = TKW sumiati
17 – 19 Nov = TKW dead
Contoh Isu 2
23-25 Nov = Gayus
23-27 Nov = Premium Langka
24-26 Nov = Bromo
22-23 Nov = Sidang Ariel
26 Nov = ketua KPK dan MA

Konstruksi Isu
Creative thinking
Show
Making
Creative Thinking
Menentukan objek isu
Mencari NAGA
Membuat NAGA
Menjual NAGA
Show
Menunjukkan sisi menarik
Membuat press release
Menunjukkan isu
Mencari sasaran timing isu.

MAKE ISSUE
Membuat grand desain isu
Membuat sub isu
Menentukan sumber
Membuat sasaran isu

BERITA KHUSUS KUNJUNGAN

DISAMBUT HANGA OLEH PT TEMPRINA MEDIA GRAFIKA

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang khususnya mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam semester VII yang dibina oleh Khairul Anwar M. Pd mendapat kesempatan untuk berkunjung ke PT. Temprina Media Grafika yang bertempat di Pakisaji-Malang. Kunjungan tersebut merupakan hal yang luar biasa dan pengalaman yang berharga bagi para mahasiswa yang memiliki kesempatan tersebut.

Para mahasiswa disambut hangat oleh pihak PT Temprina. Setelah melakukan penyambutan manager PT Temprina kemudian menjelaskan tentang asal mula berdirinya PT. Temprina Media Grafika sampai memiliki banyak cabang dari Aceh sampai Papua. Di mana Malang sendiri merupakan paling bungsu di antara sembilan cabang yang didirikan yang berpusat di Surabaya. Selain dijelaskan tentang sejarah PT Temprina Media Grafika, beliau juga menyampaikan bahwa PT. Temprina Media Grafika tidak hanya mencetak koran saja, melainkan mencetak segala majalah, buku-buku mulai dari pendidikan sampai novel, dan lain-lain. PT. Temprina Media Grafika mendapatkan juga telah mendapatkan penghargaan ISO pada tahun 2007.

Setelah dijelaskan tentang sejarah dan berbagai hal tentang P PT. Temprina Media Grafika, para mahasiswa dipersilahkan melihat-lihat seluruh ruangan dan juga diberi kesempatan untuk bertanya tentang berbagai hal yang terkai. Setelah itu mahasiswa juga mendapat kesempatan untuk melihat secara langsung proses pencetakan koran yang akan diterbitkan esok harinya.


Dalam melaksanakan proses percetakan, PT. Temprina Media Grafika memiliki peralatan yang menunjang percetakan segala macam koran, buku, novel, dan lain-lain, yakni dimulai dari sistem komputer yang menunjang diantaranya SCJJ (sistem cetak jarak jauh), CTP (Computer To Plate), CMS, CCP (Colour Control Profesional). Peralatan-peralatan tersebut sangat menunjang dalam mencetak, sehingga dalam mencetak suatu koran atau yang lainnya harus melalui proses tersebut. Dalam mencetak koran di butuhkan aluminiun sebanyak kurang lebih dalam sehari dibutuhkan 40 aluminium dan dipakai satu kali dalam proses percetakan, sebelumnya aluminium tersebut masuk keruang CCP (Colour control Profesional) yang dimana untuk memasang aluminium di silinder mesin master. Mencetak koran yang banyak yakni dengan bantuan aluminium yang dimana satu koran di tempelkan ke aluminium selanjutnya dicetak banyak di kertas, koran yang telah dicetak masuk ke mesin pemotong. Urutan mulai percetakan yakni warnanya hitam, biru, kuning, merah yang masuk ke unit folder dan mesin yang bekerja dalam proses percetakan sebanyak lima mesin, urutan-urutan warna tersebut merupakan proses awal percetakan. Dan apabila adanya percetakan jarak jauh maka lewat internet. Berita yang ada Malang ini hanya untuk wilayah Malang sehingga dalam peliputannya hanya untuk Malang dan tidak sampai keluar dari Malang. Kesalahan pertama kali cetak sampai kurang lebih 100-150 kg, adapun ada gangguan mesin sebanyak kurang lebih 500 kg. Kertas-kertas tersebut akan diolah lagi menjadi kertas putih lagi, untuk di cetak kembali. Waktu di mulai mencetak yakni jam 11.00 WIB malam dan selesai sekitar jam 02.00 WIB malam.

Kecepatan mesin cetak yakni 40.000 km/jam dalam kurung waktu satu jam mencetak sebanyak 40.000 koran. Disini hanya khusus mencetak berita Radar Malang dan olahraga saja, sedangkan Jawa Pos di cetak di Surabaya dan bertemunya koran atau kumpulnya koran tersebut di Lawang-Malang pada jam 03.30 WIB pagi. Koran yang dicetak itu sesuai dengan pesanan dari agen-agen. Adapun surat jalan yakni untuk mengantarkan ke agen-agen sesuai pesanan dan harus berada di tangan agen jam 06.30 WIB pagi.


PENGALAMAN BELAJAR DI RADAR MALANG

Seorang wartawan harus memiliki skill dalam bidang kewartawanan sebagai kunci untuk menjadi seorang wartawan. Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik dan memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas, serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik, diantaranya yakni :

1.Pasal 1 : Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.
2.Pasal 2 :Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
3.Pasal 3 : Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
4.Pasal 4 : Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
5.Pasal 5 : Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
6.Pasal 6 : Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
7.Pasal 7 : Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off the record sesuai dengan kesepakatan.
8.Pasal 8 : Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa, serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
9.Pasal 9 : Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
10.Pasal 10 : Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
11.Pasal 11 : Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.
12.Pasal 12 : Wartawan tidak boleh plagiat (copy paste).

Dalam tata cara mencari sebuah berita seorang wartawan harus memperhatikan 5W + 1H, dimana itu merupakan kunci untuk mencari sebuah berita. Dalam mencari sebuah masalah sangatlah sulit karena tidak singkron karena tidak mudah untuk mencari sebuah pertanyaan / permasalahan. Seorang penulis harian selalu berpikir untuk mencari kata What, karena harus menunggu sebuah moment / peristiwa yang telah terjadi. Seorang wartawan kuncinya adalah relasi yaitu modal sebagai seorang wartawan untuk mencari berita. Sedangkan untuk mencari kata Who, seorang wartawan harus mempunyai seni berwawancara, karena susah dalam mencari kata Who, yakni seorang wartawan harus lebih keras lagi dalam mencari data, karena ini berhubungan dengan siapakah pelakunya, siapakah yang menjadi korban, dan lain sebagainya. Dalam mencari data tentang How, seorang wartawan harus lebih bekerja keras lagi, apabila data itu sulit untuk di cari maka solusinya mencari data ke polri, karena lebih praktis dan mudah. Dengan catatan dalam mencari data ke kantor polisi haruslah jelas, karena di khawatirkan adanya kesalahan (lapcap). Seorang wartawan harus mencari narasumber minimal tiga narasumber yang harus digali lagi. Dalam mencari kata When, seorang wartawan harus mencari beriat langsung (Streigh News), uyang dimana kejadian tersebut kapan telah terjadi sebuah peristiwa. Misalnya kapan terjadinya gunung merapi meletus? Dan lain sebagianya.
Seorang wartawan harus memiliki lima berita. Dan seorang wartawan sudah mempunyai tugas sendiri-sendiri yakni ada 13 wartawan yang sudah sesuai dengan bidangnya, misalnya da yang mencari di bidang politik, olahraga, sosial, dan lain sebaginya. Sesudah menemukan berita kemudian dibawa kepercetakan pada jam 11 malam. Selanjutnya berita tersebut di lay out atau berita yang sudah editan, aturanyya yakni berita tersebut dipilah-pilah terlebih dahulu, mana yang menarik untuk dijadikan berita utama sesuadah itu di pilah lagi ke HL (Head Line).
Ketika seorang wartawan mempunyai kesalahan dalam meliput berita atau kesalahan dalam memberikan informasi yang dimana sampai telah melanggar kode etik jurnalistik yang sampai adanya gugatan dari narasumber maupun korban, maka yang hadir di hadapan hukum atau persidangan adalah pimpinan redaksi. Karena seorang pemimpin redaksi memegang tanggung jawab yang lebih besar dalam peliputan berita.

ARTIKEL

Karya Sendiri

WISUDA PARA RELAWAN

Kurban adalah ibadah yang kita tiru dari Nabi Ibrahim yang rela mengurbankan anaknya, Ismail, demi kepatuhannya kepada Allah SWT. Ibadah ini tidak selesai pada amal pemotongan hewan dan kemudian membagi-bagikan dagingnya kepada mereka yang berhak. Karena amal ibadah kurban ini hanya merupakan perlambang, bukan esensi atau tujuan tertinggi ibadah tersebut.
Tujuan tertinggi ibadah kurban adalah penegakkan sifat rela berkurban dalam bentuk apa saja, dan dalam kesempatan mana saja demi kemaslahatan orang lain atau umum. Artinya tujuan ibadah kurban baru tercapai pabila amal tersebut telah membuat orang yang berkurban memiliki perhatian dan keprihatinan terhadap masalah-masalah yang muncul di tengah masyarakat, baik yang berskala kecil maupun besar.
Maka bisa dikatakan bahwa pemotongan hewan kurban adalah simbolisasi atau wisuda para relawan. Mereka yang berkurban di hari Idul Adha telah dinyatakan sebagai relawan-relawan Ilahi yang siap berkurban atas nama Allah demi kebaikan bersama. Namun, kebanyakan kita lupa akan matra sosial peribadatan kita. Ibadah shalat dimulai dengan takbir dan dianggap selesai pada pengucapan salam. Ibadah kurban pun dianggap selesai pada pembagian daging hewan yang dipotong. Rasanya, kita hanya beramal di bagian kulit dan tak menjamah isinya.
Sayang betul, bukan? Maka dalam beragama, mari kita laksanakan juga matra sosialnya. Karena esensi agama memang terletak pada kepaduan antara tujuan yang Ilahi atas dan yang manusiawi. Karena setiap bentuk ibadah ritual, selain punya arah ke atas harus pula punya makna mendatar. Bahkan bila dipercaya bahwa sesungguhnya Allah tidak memerlukan apapun dari pihak manapun, maka arah ke atas dalam ibadah ritual kita hanya merupakan perlambang bahwa segala bentuk ibadah kita hanyalah demi Dia semata. Sementara itu buah peribadatan harus dirasakan oleh pihak yang memang membutuhkannya, yaitu manusia dan kemansiaannya.

Dari Sumber Lain
PENDIDIKAN BERMUTU DI TENGAH PENTAS BUDAYA INSTAN
Oleh Tata

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.
Zaman sudah berubah. Semua orang maunya serba cepat. Jadinya, cenderung mengabaikan proses tapi ingin segera mendapat hasil. Apalagi di negara dengan etos kerja rendah seperti Indonesia. Akibatnya, budaya instan mulai masuk ke setiap kehidupan kita. Hidup di zaman modern seperti sekarang ini segala sesuatu dapat kita dapatkan dengan mudah, praktis dan cepat. Kemajuan teknologi telah memanjakan kita. Mau ngobrol dengan rekan atau saudara yang bermukim di belahan dunia lain, tinggal angkat telepon atau buka internet. Ingin belanja atau makan di restoran tapi malas keluar, tinggal pesan lewat telepon atau beli lewat situs. Mau transaksi —transfer uang, bayar listrik, kartu kredit, beli pulsa— tidak perlu susah-susah ke bank atau ATM. Semua bisa dilakukan lewat handphone. Bagi cewek-cewek yang ingin rambut panjang tidak perlu harus menunggu sampai berbulan-bulan. Cukup tunggu ½ jam saja dengan teknik hair extension, rambut bisa panjang sesuai keinginan.
Maklum, orang makin sibuk. Malas direpotkan dengan hal-hal ribet. Maunya serba instan. Salahkah itu?, selama masih mengikuti hukum alam, serba instan itu sah-sah saja. “Hidup yang baik dan sukses adalah hidup yang sesuai dengan proses alam”. Sampai level tertentu teknologi bisa kita pakai untuk mempercepat hal-hal yang bisa dipercepat sesuai hukum alam. Kemajuan teknologi dan tuntutan zaman, memungkinkan kita mendapatkan sesuatu serba cepat. Tetapi tidak asal cepat. Kualitas harus tetap terjaga. “Padi 100 hari baru panen itu bagus”. Tapi ingat itu ada yang bisa dipercepat. Mestinya, hasilnya harus lebih baik. Jadi, cepat, baik dan bermutu harus berlangsung bersama.
Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. Mendapatkan sesuatu dengan mudah membuat orang enggan bersusah payah. Tak mau melewati proses. Alias malas. Yang penting cepat !. Bermutu atau tidak, itu urusan nanti. Berorientasi hanya pada hasil. Proses tidak penting. Parahnya, “virus” itu sudah menyebar ke berbagai aspek kehidupan. Ingin sukses dengan cara instan. Jadilah, banyak orang korupsi, punya gelar palsu, beli skripsi, ijazah aspal, asal lulus, cepat kaya lewat penggandaan uang dan lain sebagainya. Kalau memang berat, membosankan dan ketinggalan zaman mengapa kita harus bermutu? Kalau ada cara cepat yang memberi hasil, mengapa tidak dicoba?. Lebih lanjut, sekarang ini sudah terjadi pergeseran nilai di masyarakat. Orang makin individualis dan cenderung melecehkan hak orang lain. Untuk mengejar kesuksesannya, orang tak ragu-ragu mengorbankan orang lain.

Pendidikan Cenderung Dibisniskan.

Munculnya berbagai cara yang mengarah pada pelanggaran etika akademik yang dilakukan perguruan tinggi kita untuk memenangkan persaingan, menunjukkan bahwa pendidikan kini cenderung dipakai sebagai ajang bisnis. Pola promosi yang memberikan kemudahan dan iming-iming hadiah merupakan suatu gambaran bahwa perguruan tinggi tersebut tidak ada inovasi dalam hal kualitas pendidikan. Kecenderungan tersebut akan menghancurkan dunia pendidikan, karena akhirnya masyarakat bukan kuliah untuk meningkatkan kualitas diri, melainkan hanya mengejar gelar untuk prestise. Kondisi pendidikan tinggi saat ini cukup memprihatinkan. Ada PTS yang mengabaikan proses pendidikan. Bahkan ada PTS yang hanya menjadi mesin pencetak uang, bukan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Hal Ini yang membuat persaingan menjadi semakin tidak sehat.
Produk lulusan perguruan tinggi yang proses pendidikannya asal-asalan dan bahkan akal-akalan, juga cenderung menghalalkan segala cara untuk merekrut calon mahasiswa sebanyak-banyaknya, dengan promosi yang terkadang menjebak dengan iming-iming hadiah yang menggiurkan. Apakah ini gambaran pendidikan berkualitas ?. Bahkan ada beberapa PTS di Jakarta yang memainkan range nilai untuk meluluskan mahasiswanya, karena mereka takut, ketika selesai ujian akhir (UTS/UAS) banyak mahasiswanya yang tidak lulus alias IP/IPK nasakom. Sehingga mereka lulus dengan angka pas-pasan yang sebenarnya mahasiswa tersebut tidak lulus. Dalam hal ini semua pihak harus melakukan introspeksi untuk bisa memberi pelayanan pendidikan yang berkualitas. Kopertis, harus bersikap tegas menindak Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang melanggar dan mensosialisasikan aturan yang tak boleh dilanggar oleh PTS. Pengelola perguruan tinggi juga harus menghentikan semua langkah yang melanggar aturan. Kunci pengawasan itu ada secara bertahap di tangan Ketua Program Studi, Direktur, Dekan, Rektor dan Ketua Yayasan.

Tantangan Lulusan Sarjana di Era Informasi.

Ketika para sarjana memadati berbagai arena bursa kerja untuk menawarkan ilmu dan ijazah mereka, iklan-iklan penerimaan mahasiswa baru juga nyaris memenuhi halaman-halaman surat kabar. Dua fenomena tersebut ironis. Promosi Perguruan Tinggi untuk menjaring calon mahasiswa sama "gencarnya" dengan peningkatan pengangguran lulusan. Di sisi lain, perlu diajukan pertanyaan, kualifikasi apakah sebenarnya yang disyaratkan oleh para pencari tenaga kerja lulusan sarjana Perguruan Tinggi ini ?
Jawaban yang diperoleh para peneliti umumnya adalah campuran kualitas personal dan prestasi akademik. Tetapi pencari tenaga kerja tidak pernah mengonkretkan, misalnya, seberapa besar spesialisasi mereka mengharapkan suatu program studi di Perguruan Tinggi. Kualifikasi seperti memiliki kemampuan numerik, problem-solving dan komunikatif sering merupakan prediksi para pengelola Perguruan Tinggi daripada pernyataan eksplisit para pencari tenaga kerja. Hasil survei menunjukkan perubahan keinginan para pencari tenaga kerja tersebut adalah dalam hal kualifikasi lulusan Perguruan Tinggi yang mereka syaratkan.
Tidak setiap persyaratan kualifikasi yang dimuat di iklan lowongan kerja sama penting nilainya bagi para pencari tenaga kerja. Dalam prakteknya, kualifikasi yang dinyatakan sebagai "paling dicari" oleh para pencari tenaga kerja juga tidak selalu menjadi kualifikasi yang "paling menentukan" diterima atau tidaknya seorang lulusan sarjana dalam suatu pekerjaan.
Yang menarik, tiga kualifikasi kategori kompetensi personal, yaitu kejujuran, tanggung jawab, dan inisiatif, menjadi kualifikasi yang paling penting, paling dicari, dan paling menentukan dalam proses rekrutmen. Kompetensi interpersonal, seperti mampu bekerja sama dan fleksibel, dipandang paling dicari dan paling menentukan. Namun, meskipun sering dicantumkan di dalam iklan lowongan kerja, indeks prestasi kumulatif (IPK) sebagai salah satu indikator keunggulan akademik tidak termasuk yang paling penting, paling dicari, ataupun paling menentukan.
Di sisi lain, reputasi institusi Pendidikan Tinggi yang antara lain diukur dengan status akreditasi program studi sama sekali tidak termasuk dalam daftar kualifikasi yang paling penting, paling dicari, ataupun paling menentukan proses rekrutmen lulusan sarjana oleh para pencari tenaga kerja.
Ada kecenderungan para pencari tenaga kerja "mengabaikan" bidang studi lulusan sarjana Dalam sebuah wawancara, seorang kepala HRD sebuah bank di Cirebon menegaskan, kesesuaian kualitas personal dengan sifat-sifat suatu bidang pekerjaan lebih menentukan diterima atau tidaknya seorang lulusan Perguruan Tinggi. Misalnya, posisi sebagai kasir bank menuntut kecepatan, kecekatan, dan ketepatan. Maka, lulusan sarnaja dengan kualitas ini punya peluang besar untuk diterima meskipun latar belakang bidang pendidikannya tidak sesuai. Kepala HRD itu mengatakan, "Saya pernah menerima Sarjana Pertanian dari Bogor sebagai kasir di bank kami dan menolak Sarjana Ekonomi manajemen dari Bandung yang IPK-nya sangat bagus."
Kualifikasi-kualifikasi yang disyaratkan dunia kerja tersebut penting diperhatikan oleh pengelola Perguruan Tinggi untuk mengatasi tidak nyambung-nya antara Perguruan Tinggi dengan dunia kerja dan pengangguran lulusan. Jika pembenahan sistem seleksi mahasiswa baru dimaksudkan untuk menyaring mahasiswa sesuai kompetensi dasarnya, perhatian pada kualifikasi yang dituntut pasar kerja dimaksudkan sebagai patokan proses pengolahan kompetensi dasar tersebut. Untuk itu semua, kerja sama Perguruan Tinggi dan dunia kerja adalah perlu.


SIKAP PEMIMPIN SEJATI
Oleh Gatot Yan S

Bulan Januari 2008 mendatang masyarakat Kabupaten Tangerang akan melangsungkan hajatan besar, Pilkada Langsung. Hajatan ini pantas untuk dikatakan besar mengingat pasangan yang akan terpilih nanti pada kenyataannya akan mengatasnamakan rakyat untuk membuat dan menjalankan kebijakan-kebijakan yang menentukan nasib lebih dari 3 juta jiwa penduduk Tangerang.

Suka atau tidak suka, merekalah yang kemudian akan menorehkan tinta sejarah “Kota Sejuta Industri” ini. Mereka-mereka yang akan berlabelkan elit politik inilah yang nanti akan mendapat sebutan sebagai pimpinan rakyat, meskipun masih menjadi tanda besar apakah mereka mampu menjadi pemimpin yang sejati, atau justru menjadi pemimpin yang menghianati amanat rakyat.

Masyarakat menaruh harapan besar ke pundak mereka. Harapan akan berakhirnya masa-masa penderitaan yang selalu dibebankan kepada rakyat nampak jelas tercermin dari besarnya keinginan untuk berubah dan tingginya animo mereka untuk berpartisipasi dalam perhelatan Pilkada mendatang.

Masyarakat tidak berharap apapun selain keinginan untuk bersama-sama menuju kehidupan yang adil dan sejahtera. Seluruh masyarakat telah dengan sabar menunaikan tugasnya untuk berpartisipasi dalam setiap kebijakan yang dibuat (termasuk taat dalam membayar pajak). Sekarang saatnya para pemimpin membuktikan bahwa dirinya memang pemimpim sejati yang layak terpilih untuk memimpin rakyat. Sikap pemimpin sejati yang diharapkan oleh rakyat antara lain adalah:

1. Berfikir dan Bertindak ilmiah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa selama ini kita masih dikuasai tipe-tipe pemimpin yang bergerak berdasarkan feeling atau pemikiran sesaatnya. Tidak heran jika pertarungan gagasan di level elit politik termasuk hal yang tidak mudah kita temui. Para pemimpin kita saat ini, hampir di semua level lebih menyukai pertarungan retorika, pilihan kata, media dan bahkan pertarungan massa. Lobi politik jauh lebih penting ketimbang mempertajam gagasan yang akan diusung.

Sejatinya, calon pemimpin harus menghargai rakyat yang akan memilihnya dengan tidak sekedar memberi janji dan simpati, tetapi lebih jauh mampu memberikan gambaran kepada masyarakat ke mana arah pembangunan ini akan digerakkan. Dengan pola politik seperti ini maka rakyat tidak akan salah pilih hanya karena sosok luar seorang calon pemimpin tetapi memang seluruh pola pikir yang ada pada dirinya akan bisa ditangkap. Cukuplah pembodohan kepada rakyat diakhiri sampai disini, marilah kita nilai bersama-sama siapa diantara elit politik yang ada saat ini yang berani mengambil political style by content, dan tidak sekedar political style by money and lobby.

2. Memiliki sikap empati dan sensitivitas terhadap rakyatnya.

Inilah modal dasar yang penting bagi seorang pemimpin sejati. Seorang pemimpin di level manapun mustahil memahami dengan baik rakyat yang dipimpinnya ketika mereka belum merasakan langsung kondisi rakyatnya. Tengok saja model pemimpin zaman era pertama Islam Umar bin Khatab yang saat membuka pintu Yerusalem memilih menaiki keledai kecil dan dengan pakaian ala kadarnya membuat posisinya tampak berada di bawah sang jendral penakluk kota tersebut.

Atau juga tengok Bapak Koperasi kita Bung Hatta yang menjadi sangat dikenang selain karena intelektualitasnya juga karena kesederhanaan dan kejujurannya. Semua bentuk empati dan simpatinya itulah yang membuat mereka menjadi jauh lebih paham seperti apa rakyat yang dipimpinnya ketimbang mereka-mereka yang memilih gaya borjuis saat menjadi elit politik.

3. Mampu berkomunikasi dengan rakyatnya.

Kapasitas ilmiah serta empati dan rasa sensitivitas yang baik pada akhirnya akan melahirkan seorang pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik kepada rakyatnya. Komunikasi yang baik kepada rakyatnya bukanlah sekedar kemampuan retorika yang baik, tetapi juga kemampuan memilih hal yang akan dilempar kepada publik serta waktu yang tepat dalam melemparkannya. Dan yang terpenting dari semua itu adalah sang pemimpin akhirnya mampu mengambil sebuah kebijakan yang tepat dalam sebuah kondisi yang memang dibutuhkan oleh rakyat yang dipimpinnya.

4. Berani menuangkan gagasannya pada ruang publik.

Inilah karakter berikutnya yang akan lahir dari seorang pemimpin ketika dia memiliki ketiga karakter sebelumnya. Meskipun begitu, realitas yang kita lihat saat ini sangat jauh dari harapan. Perbedaan yang ada dari para elit politik lebih pada masalah yang tidak substansial seputar perebutan kursi atau ‘rejeki’ lainnya yang menyebabkan tidak ada dialektika ilmiah yang argumentatif yang bisa dinikmati oleh rakyat.

Memang ini bukan suatu keharusan, tapi dari situ kita bisa menilai bahwa elit politik kita memang tidak terbiasa mengajak publik untuk terlibat dalam pengambilan keputusannya. Karakter otoriter dalam berfikir masih sangat dominan yang membuat dirinya sulit bersikap transparan bahkan untuk sebuah pemikirannya.

5. Memiliki kredibilitas moral yang teruji.

Inilah kelengkapan akhir dari karakter pemimpin yang membuat seorang pemimpin menjadi sempurna. Ketika seluruh karakter di atas bisa dimiliki oleh seorang pemimpin maka namanya akan dikenang melampaui usianya. Meskipun begitu, karakter terakhir inilah yang akan menentukan apakah dirinya akan dikenang dengan harum atau sebaliknya. Kredibilitas moral baru benar-benar akan menjadi karakter pada diri seseorang manakala sifat ini telah teruji.

Itulah berbagai harapan yang saat ini sedang dinanti-nantikan oleh seluruh masyarakat Tangerang. Pemimpin sejati semodel Gandhi, Bung Hatta, Umar Bin Khatab, dan lainnya saat ini sedang ditunggu kehadirannya. Bahkan siapapun yang berkarakter seperti yang disebutkan di atas, bukannya tidak mungkin akan lebih dikenang sebagai pemimpin oleh masyarakat meskipun mereka bukanlah bagian dari elit politik formal. Seseorang yang berkarakter pemimpin sejati akan mampu menembus sekat-sekat kursi struktural sebagaimana seorang Gandhi yang senantiasa dikenang sebagai pemimpin India meskipun dia bukan presiden India.

Siapapun yang memenangkan Pilkada nanti, secara formal merekalah para pemimpin Tangerang ini. Tetapi sejarah yang akan menunjukkan kepada kita siapa diantara mereka yang memang pemimpin sejati. Selamat bertarung, kami menanti kiprah anda, dan jangan khawatir, kami siap untuk tidak memilih anda 5 tahun lagi jika anda menghianati amanat rakyat !!


KENAKALAN REMAJA

Ada seorang Ibu yang tinggal di Jakarta bercerita bahwa sejak maraknya kasus tawuran pelajar di Jakarta, Beliau mengambil inisiatif untuk mengantar dan menjemput anaknya yang sudah SMU, sebuah kebiasaan yang belum pernah Beliau lakukan sebelumnya. Bagaimana tidak ngeri, kalau pelajar yang tidak ikut-ikutan-pun ikut diserang ?
Mengapa para pelajar itu begitu sering tawuran, seakan-akan mereka sudah tidak memiliki akal sehat, dan tidak bisa berpikir mana yang berguna dan mana yang tidak ? Mengapa pula para remaja banyak yang terlibat narkoba dan seks bebas ? Apa yang salah dari semua ini ?
Seperti yang sudah diulas dalam artikel lain di situs ini, remaja adalah mereka yang berusia antara 12 - 21 tahun. Remaja akan mengalami periode perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut :
Masa Pra-pubertas (12 - 13 tahun)
Masa pubertas (14 - 16 tahun)
Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)
Dan periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)

Masa pra-pubertas (12 - 13 tahun)
Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ reproduksi remaja. Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat pesat jga terjadi pada fase ini. Akibatnya, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik (karena merasa tahu segalanya), yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai "hero" atau pujaannya. Perilaku ini akan diikuti dengan meniru segala yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gaya bicara, sampai dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut.
Selain itu, pada masa ini remaja juga cenderung lebih berani mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin. Hal ini yang sering ditanggapi oleh orang tua sebagai pembangkangan. Remaja tidak ingin diperlakukan sebagai anak kecil lagi. Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok yang dianggapnya sesuai dengan kesenangannya. Mereka juga semakin berani menentang tradisi orang tua yang dianggapnya kuno dan tidak/kurang berguna, maupun peraturan-peraturan yang menurut mereka tidak beralasan, seperti tidak boleh mampir ke tempat lain selepas sekolah, dan sebagainya. Mereka akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam kelompok sosial yang formal, dan cenderung bergabung dengan teman-teman pilihannya. Misalnya, mereka akan memilih main ke tempat teman karibnya daripada bersama keluarga berkunjung ke rumah saudara.
Tapi, pada saat yang sama, mereka juga butuh pertolongan dan bantuan yang selalu siap sedia dari orang tuanya, jika mereka tidak mampu menjelmakan keinginannya. Pada saat ini adalah saat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari orang lain. Orang tua harus ingat, bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi orang tua itu merupakan masalah sepele, tetapi bagi remaja itu adalah masalah yang sangat-sangat berat. Orang tua tidak boleh berpikir, "Ya ampun... itu kan hal kecil. Masa kamu tidak bisa menyelesaikannya ? Bodoh sekali kamu !", dan sebagainya. Tetapi perhatian seolah-olah orang tua mengerti bahwa masalah itu berat sekali bagi remajanya, akan terekam dalam otak remaja itu bahwa orang tuanya adalah jalan keluar ang terbaik baginya. Ini akan mempermudah orang tua untuk mengarahkan perkembangan psikis anaknya.

Masa pubertas (14 - 16 tahun)
Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedangkan pada remaja pris ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika hal ini gagal ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan diri/gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini.
Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik seksual. Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya, remaja sukar diselami perasaannya. Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut. Kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri.
Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)
Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.

Periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)
Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.
Kenakalan remaja
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungan, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri, dan sebagainya.
Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya. Pertanyaannya : tugas siapa itu semua ? Orang tua-kah ? Sedangkan orang tua sudah terlalu pusing memikirkan masalah pekerjaan dan beban hidup lainnya. Saudaranya-kah ? Mereka juga punya masalah sendiri, bahkan mungkin mereka juga memiliki masalah yang sama. Pemerintah-kah ? Atau siapa ? Tidak gampang untuk menjawabnya. Tetapi, memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada.

FEATURES

Karya Sendiri

TABLOID MA’ARIF SIAP MELENGKAPI INFORMASI WARGA NU LAMONGAN

Terobosan baru dilakukan oleh Lembaga Pendidikan LP. Ma’arif NU Kab. Lamongan. Salah satunya adalah membuat tabloid yang akan melengkapi informasi warga di Kabupaten Lamongan khususnya bagi warga Nahdlatul Ulama. Tabloid ini pernah terbit perdana pada bulan Juli kemarin waktu dilaksanakan rapat kerja kepala sekolah Ma’arif se-kab. Lamongan di Pacet Mojokerto.
Namun pada rabu kemarin, awak redaktur (sebutan bagi pengurus redaksi) melaksanakan rapat untuk memastikan penerbitan tabloid. Disepakati dalam rapat tersebut bahwa tabloid yang menjadi kebanggaan warga Ma’arif dan NU di Lamongan diterbitkan setiap bulan dengan patokan tanggal 4 setiap bulan sudah ditangan pembaca.
Berbagai macam rubrik menarik ditampilkan dalam tabloid ini, misalnya ada salam redaksi, berita utama, laporan khusus, advertorial, serambi NU, teras Ma’arif, kolom pelajar (IPNU-IPPNU-PMII), serba-serbi, dan liputan tokoh.
Dalam mewujudkan tabloid ini PC LP. Ma’arif NU Lamongan menggandeng IPNU-IPPNU dan juga PMII untuk berkecimpung dalam jajaran kepengurusan dan reporter tabloid Ma’arif. Hasil rapat juga menegaskan pada bulan oktober besok taboid sudah cetak edisi kedua dan untuk selanjutnya akan terbit setiap bulan dengan kalender kerja awak redaksi yang sudah diatur dengan baik.
Hadir dalam rapat tersebut dari PC IPNU adalah Rekan Akhmad Fauzun (ketua IPNU) dan Rekan Taufiq Zen (Co. Lembaga Pers PC IPNU) dan dari PC IPPNU rekanita Maslikah, dan juga dari unsur lain baik dari LP. Ma;arif NU Lamongan, wartawan (professional), PMII.

PELANTIKAN PAC IPNU-IPPNU MADURAN

Pagi itu saat matahari belum begitu tinggi, bertempat di Gedung TPQ Desa Maduran, tepat di arah timur Kantor MWC NU Maduran, Pimpinan Anak Cabang IPNU-IPPNU Maduran melaksanakan kegiatan pelantikan dan rapat kerja 1 untuk masa khidmat 2010-2012.
Kegiatan yang berlangusng pada sabtu 27 Nopember 2010, dihadiri oleh undangan diantaranya dari unsur Penugurus MWC NU Maduran, Muslimat NU, Fatayat NU, Anshor NU, juga dari kader-kader IPNU-IPPNU baik dari Pimpinan Ranting maupun Pimpinan Komisariat IPNU-IPPNU sekecamatan Maduran.
Ketua dan sekretaris Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Lamongan hadir secara langsung untuk melantik pengurus PAC. IPNU-IPPNU Maduran.
“Kami mengajak seluruh rekan dan rekanita untuk bersama-sama belajar dan berjuang melalui organisasi IPNU-IPPNU di kecamatan Maduran” ujar ketua PAC IPNU Maduran Rekan Jawahirul Mawahib dalam sambutannya.
Usai kegiatan pelantikan, para pengurus melaksanakan kegiatan rapat kerja. Kegiatan ini sengaja ditempatkan pada lokasi yang berbeda yakni di Sunan Prapen Kalanganyar Karanggeneng. “hal ini dimaksudkan untuk menambah semangat rekan dan rekanita dalam mengikuti kegiatan” ujar rekanita Siti Urifah selaku ketua PAC IPPNU Maduran.
Adapaun sebelum kegiatan rapat kerja, seluruh pengurus baru tersebut mendapatkan materi tembahan tentang Orientasi Pimpinan dan Up Gradding dengan nara sumber dari Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Lamongan.

Dari Sumber Lain

Serba Gratisan di Masjidil Haram

Makkah - Seperti halnya di Masjid Nabawi Madinah al-Munawwaroh, Masjidil Haram Makkah al-Mukarromah juga disediakan makanan berbuka puasa (ta'jil/ifthor) untuk para jamaah. Hanya saja bedanya, di Masjid Nabawi pembagian ta'jil dikoordinir oleh pengurus Masjid, namun tidak demikian halnya di Masjidil Haram.
Di Masjidil Haram ta'jil disiapkan atas inisiatif para jamaah sendiri. Sehingga jangkauan dan persebarannya menjadi lebih luas dan lebih padat dibandingkan di Nabawi. Di Masjidil Haram, hampir setiap barisan jamaah terdapat beberapa orang yang membagi ta'jil.
"Memang ta'jil selalu hanya terdiri dari buah kurma saja. Kadang-kadang ada beberapa yang juga membagikan teh atau kopi bersama kurma," tutur Syafi'i salah seorang jamaah yang sedang mabit dan i'tikaf di Masjidil Haram, Sabtu (18/12).
Awalnya sempat terpikir bahwa ta'jil ini dikarenakan sedang ada puasa sunnah Asyuro' (tanggal 10 Muharram), namun setelah saya konfirmasi ke beberapa muthowwi' (petugas peribadahan), mereka menyatakan ta'jil ada setiap hari Senin dan Kamis. Ta'jil ini terdapat di setiap sudut dan blok yang disekat-sekat dengan rak Al-Qur'an atau rak sandal setinggi setengah meter.
Perbedaan lain di Masjdil Haram adalah adanya "ronde kedua" untuk berbuka puasa. Biasanya sesi ini dibuka seusai sholat Isya. "Menu kali ini pun lebih berat dibandingkan dengan sesi pertama. menu kali ini adalah roti cane (makanan pokok orang-orang Asia Selatan) dengan bumbu dan kuah ayam opor," lanjut Syafi'i.
Jangan pernah Anda membayangkan akana ada banyak piring atau gelas di sini. Pada sesi ini hanya ada gulungan yang dibentangkan memanjang sebagai alas makanan. Seperti kebiasaan makan bersama dengan menggunakan daun pisang sebagai alas yang memanjang, hanya saja di sini diganti dengan plastik tipis. Sedangkan untuk gelas/cangkir kopi, mereka menggunakan gelas plastik sekali pakai yang disediakan di galon-galon zamzam.
Apakah barang-barang ini tadinya disembunyikan dari askar waktu masuk ke Masjid, atau memang telah mendapat ijin? Saya tidak tahu persis. Sebab biasanya para askar melarang jamaah membawa barang yang besar, baik ditenteng, atau apalagi di dalam tas punggung. Jangankan membawa makanan, tas kosong pun dilarang masuk.
Namun memang tidak pernah saya lihat barang-barang yang sudah berhasil lolos kemudian ditegur atau dilarang digunakan di dalam Masjidil Haram. Saya tidak pernah ditegus askar meskipun menenteng tas besar atau thowaf dengan menyandang tas punggung petugas haji. Padahal tadi saya harus mengelabui petugas ketika melewati pintu masuk Masjid, tas besar (normal) tidak pernah diijinkan masuk ke Masjid. Anda akan disuruh menitipkannya di loker yang ada di seluruh penjuru putaran depan tiap-tiap pintu Masjdil Haram.
Jika kita menyerahkan tas di salah satu loker depan pintu Masjidil Haram, maka berarti kita harus kembali ke loker tersebut ketika akan pulang. Ini artinya jika salah keluar pintu saat pulang, bisa cukup merepotkan untuk ukuran orang sehat dan waras. Karena itu pula saya tidak pernah meninggalkan tas di loker, saya selalu membawa tas punggung petugas yang cukup besar (ukuran standard) untuk menaruh perbekalan, pakaian dan tentu saja sandal. Sedikit mengelabui petugas di pintu masuk, namun tidak pernah ditegur waktu di dalam Masjid, kendati toh jelas-jelas tas besar itu saya gendong waktu thowaf.
Saya tidak sempat bertanya bagaimana barang-barang makanan ini masuk masjid, namun yang jelas ia dibawa jamaah biasa, bukan petugas masjid. Para petugas, baik yang berseragam Askar atau pun yang mengenakan pakaian biasa membuka perbekalan mereka sendiri-sendiri, berkumpul di antara mereka sendiri dan makan dalam lingkaran mereka sendiri. Para petugas kebersihan bahkan selalu makan secara bergerombol (kepungan) di luar pintu Masjid, artinya mereka pun tidak diijinkan membawa makanan mereka masuk.
Namun demikian, tidak ada satu pun askar atau muthowwi' yang melarang aktifitas ini, bahkan hingga di pelataran ka'bah pun sesi makan malam ini berlangsung dengan nyaman. Hanya saja sayangnya tidak ada satu pun di antara kelompok-kelompok ini yang menggelar nasi, semuanya hanya roti cane.
Andai saja perut bisa dikelabui seperti para askar di pintu-pintu Masjidil Haram, tentu saya tak perlu bersusah payah pergi keluar untuk mencari nasi. Namun rupanya perut Indonesia lebih teliti daripada para Askar di pintu-pintu. Mereka selalu mengatakan, "Tidaklah mengapa jika gratisan, namun tidak ada nasi masuk berarti belum makan." Untung saja di depan Masjdil Haram selalu ada warung yang buka 24 jam, untungnya lagi mereka juga menyediakan nasi, walau tentu saja sudah berbau ke-Arab-araban. (NU Online, 19 Desember 2010)

Apresiasi Lintas Budaya Etnis Tionghoa untuk Ibu

Jakarta - Hari ibu, 22 Desember 2010 diperingati oleh seluruh rakyat Indonesia dengan berbagai apresiasinya. Etnis Tionghoa yang tergabung dalam INTI (Perhimpunan Tionghoa Indonesia) menggelar wayang kulit untuk memperingati hari ibu.
Secara khusus, lakon yang ditampilkan adalah kebajikan dari Dewi Kunti, ibunda Pandawa, dalam mengasuh anak-anaknya sampai mereka besar dan mampu menghadapi tantangan hidup yang berat, termasuk bagaimana upaya mendamaikan anak-anaknya, antara Pandawa dan Karna, yang memihak Kurawa dalam perang Batharayudha.
Tak seperti pertunjukan wayang pada umumnya yang berlangsung sampai pagi, acara yang digelar di sebuah rumah makan di kawasan kota tua Jakarta ini berlangsung sekitar dua jam, antara pukul 19.00-21.00, Rabu malam.
Dalang yang tampil juga dalang Tionghoa, Tee Thian Hauw dari Muntilan Jawa Tengah, sedikit dari dalang Tionghoa yang secara total mengabdikan dirinya untuk menjaga tradisi wayang.
Martinus Johan, ketua panitia acara menjelaskan, acara tersebut dengan sengaja mengambil tema silang budaya yang menggambarkan penggabungan berbagai tradisi yang telah menyatu dalam etnis Tionghoa di Indonesia.
Nuansa akulturasi budaya dalam petunjukan tersebut sangat kental, lagu-lagu berbahasa mandarin dinyanyikan, yang menunjukkan kelekatan terhadap tradisi asal etnis Tionghoa. Dari pakaian yang dikenakan, sebagian besar pria memakai baju batik, yang telah menjadi identitas nasional sementara pertunjukan wayang yang digelar dalam bahasa Jawa menunjukkan upaya menjaga warisan adiluhung Indonesia.
NU Online juga mengamati adanya wanita Tionghoa yang berjilbab yang hadir dalam acara tersebut, yang menggambarkan adanya keragaman agama dari mereka.
Perayaan hari ibu tersebut sekaligus memperingati Tang Che atau perayaan Onde, yang jatuh setiap tanggal 22 Desember. Di Masyarakat Tiongkok, tanggal tersebut merupakan hari yang paling dingin sehingga dihidangkan ronde, yang terbuat dari ketan dan jahe untuk menghangatkan badan. Bentuk bulat ronde sebagai lambing kebulatan hati dalam menghadapi kerasnya hidup di musim dingin.(NU Online, 23 Desember 2010)

BERITA

Karya Sendiri

GALANG BANTUAN UNTUK MERAPI

Sukodadi – Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama’ (IPPNU) Kecamatan Sukodadi ikut ambil bagian menggalang bantuan untuk masyarakat yang tertimpa musibah di daerah Jogjakarta akibat letusan Gunung Merapi.
Penggalan dana tersebut dimulai pada Sabtu (06/11) pagi di pasar Sumlaran Kecamatan Sukodadi oleh Desta Ricsa, Efin Fanani, dan Sulistyawati. Mereka bertiga menggalang dana dengan mengamen dari satu pedagang ke pedagang yang lain.
Pada siang harinya hingga malam sasaran dialihkan ke area SPBU Talun Kecamatan Sukodadi. Bahkan semakin banyak rekan dan rekanita dari ranting Jombok, Talun, dan Pagak yang ikut berpartisipasi. Kegiatan ini dilanjutkan keesokan harinya di tempat yang sama.
Selain itu, penggalangan dana juga dilakukan oleh beberapa Pimpinan Ranting IPNU dan IPPNU Anak Cabang Sukodadi. Hingga total keseluruhan dana yang terkumpul adalah Rp. 2.273.500,00. Dana tersebut kemudian dititipkan ke Pimpinan Cabang IPNU dan IPPNU Kabupaten Lamongan untuk disalurkan melalui SER (Social Emergency Respone) PWNU Jawa Timur.
Kegiatan tersebut adalah wujud peduli rekan IPNU dan rekanita IPPNU di Kecamatan Sukodadi. Meskipun tidak seberapa nilainya tetapi ini merupakan ikhtiar untuk membantu mereka yang membutuhkan.

SEMINAR ANTI STRES

Pajangan – Bertempat di MI Ma’arif NU al-Muttaqien Desa Pajangan, Pimpinan Anak Cabang IPNU dan IPPNU Kecamatan Sukodadi mengadakan seminar dengan tema “Bagaimana Menjadi Manusia Anti Stress dengan Metode The Power of Rukun Islam.”
Tema tersebut diambil karena menaggapi banyaknya masyarakat yang mengali stress akibat kerja, sekolah, bahkan pacaran. Agar bisa mengatasi bagaimana cara mengatasi stress, dan agar bisa selalu tampil semangat dalam segala keadaan.
Seminar yang dilaksanakan pada Ahad, 14 November 2010 tersebut dimulai pukul 08.30 hingga pukul 12.30 WIB. Kegiatan tersebut diikuti sekitar 90 peserta dari pengurus PAC, PR, PK IPNU-IPPNU, pengurus OSIS, dan Remaja Masjid se-Kecamatan Sukodadi.
Seperi biasa acara dimulai dengan opening ceremony yang dibawakan oleh Eka Nur Hidayati. Kemudian pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an oleh M. Zaenal Arifin, dilanjutkan dengan menyanyikan mars IPNU, mars IPPNU, dan hymne pelajar NU. Kemudian laporan panitia oleh Desta Ricsa dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, sambutan yang pertama oleh ketua PAC IPNU Sukodadi, Miftakhul Huda, berikutnya ketua Yayasan MI Ma'arif Al-Muttaqin Pajangan, H. Salim, dan terakhir ketua PC IPNU Lamongan, Akhmad Fauzun Adzim. Dan ditutup dengan do'a yang dipimpin oleh Abdur Rofiq.
Narasumber dalam seminar tersebut adalah Drs. M. Badri, NIP, SH, direktur Yayasan Pusat Kesadaran Siang Malam (KSM Center) dan Akhmad Fauzun Adzim, A.Ma, ketua PC IPNU Kabupaten Lamongan.
Seminar ini merupakan rangkaian dari Rapat Kerja II PAC IPNU dan IPPNU Kecamatan Sukodadi. Rapat Kerja II ini diikuti oleh pengurus PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Sukodadi dan perwakilan dari Pimpinan Ranting dan Komisariat IPNU-IPPNU se-Kecamatan Sukodadi. Berbagai macam agenda dan program dibahas dalam kesempatan ini untuk dijadikan pijakan dalam satu tahun kedepan.

Dari Sumber Lain

AYAH GEBUKI PEMERKOSA ANAKNYA

Jombang – Agung Heri (22), warga Dusun Banyuurip, Desa Mundusewu, Kecamatan Bareng tega memperkosa pacarnya sendiri, sebut saja Kuntum (17), warga Desa Ngampungan, Kecamatan Bareng, Minggu (26/12) dini hari. Tapi, akibat perbuatannya, pemuda tersebut babak belur dihadiahi jotosan bertubi-tubi oleh ayah si gadis bersama sejumlah warga. Beruntung, perangkat dan tokoh desa berhasil meredam keberingasan warganya, sehingga nasib Agung tidak bertambah parah. Kini tersangka dijebloskan ke tahanan Mapolres Jombang.
Peristiwa pemerkosaan ini terjadi pada Sabtu (25/12) malam. Ketika itu Agung mengajak pacarnya jalan-jalan. Namun, di suatu tempat korban dipaksa melayani nafsu Agung, kendati dia menolak. Setelah berhasil merenggut kegadisan korban, Agung meninggalkan pacarnya itu begitu saja. Mendengar pengakuan Kuntum, ayahnya marah besar. Bersama warga setempat, mereka mencari keberadaan Agung. Ternyata Agung sembunyi di rumah temannya. Dia pun langsung dihajar beramai-ramai. Ulah warga baru mereda setelah perangkat desa setempat serta petugas polisi datang. (Surya, 27 Desember 2010)

PENJUAL SAYUR MALAK SOPIR TRUK

Kediri – Oni Hartono (25) dibekuk petugas Unit Reskrim Polsek Gurah, Sabtu (25/12) di rumahnya. Penjual sayur keliling asal Dusun Tegalarum, Desa Langenharjo, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri ini merupakan salah satu pelaku pemalakan terhadap salah satu sopir mobil boks, Edi Setiawan, yang pada waktu itu melintas di jalan raya Desa Gayam, Kecamatan Gurah. Tersangka meminta dua ponsel dan dompet milik korban.
Oni melakukan aksinya bersama dua temannya, yakni Khoirul Hasim (29) dan Muhammad Subandri (27). Keduanya sudah ditangkap petugas Polsek Papar, karena melakukan pemalakan terhadap sopir truk bermuatan kayu di jalan raya Papar. Kapolsek Gurah AKP Sudiono mengatakan, penangkapan pelaku berdasarkan pengembangan kasus yang ditangani petugas Polsek Papar. Dari pengakuan Hasim dan Subandri, polisi akhirnya menangkap Oni. “Dari pemeriksaan sementara, Oni mengaku hanya diajak, dan otaknya adalah Khoirul. Kemungkinan ada pelaku lain yang terlibat,” kata Sudiono. (Surya, 27 Desember 2010)

TEWAS KESETRUM GENSET

Bojonegoro – Nahas menimpa Rasdu (42), warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Baureno, Bojonegoro. Ketika berusaha menyalakan genset di depan rumahnya, tangan petani ini menyentuh kabel hingga mengakibatkan tubuhnya kesetrum hingga tewas seketika, Minggu (26/12) pagi. Menurut beberapa saksi, korban bermaksud menyalakan genset untuk mengaliri listrik pada kabel jebakan tikus yang dipasang di sawah dekat rumahnya. Tapi nahas, salah satu jarinya tersangkut kabel hingga dia kesetrum. “Setelah tangannya kesetrum, korban langsung tergeletak dan ketika diperiksa warga, dia sudah meninggal dunia,” terang Ali, warga setempat.
Memasang jebakan tikus dengan genset, hampir dilakukan setiap hari oleh korban, dan selama ini tidak pernah terjadi apa-apa. Memang hari itu korban tengah apes. Padahal, kabel genset sudah diikatkan di pohon depan rumahnya, tetapi entah bagaimana kabel itu sampai terjatuh di tanah, kemudian tersentuh oleh korban.
Beberapa saat kemudian, sejumlah petugas kepolisian tiba di lokasi kejadian dan memeriksa mayat korban dan lokasi. Hasilnya, disimpulkan bahwa korban murni tewas karena kesetrum. “Dari pemeriksaan terhadap jenazah korban, terdapat luka parah di jari manisnya akibat tersengat listrik dari genset yang sedang dihidupkannya,” ungkap Kasubag Humas Polres Tuban AKP MT Ariyadi. Selain jenazah korban, polisi juga memeriksa sejumlah saksi dan keluarga korban untuk memastikan penyebab kematiannya. Kemudian jenazah diserahkan ke pihak keluarga untuk selanjutnya dimakamkan di pemakaman umum desa setempat. (Surya, 27 Desember 2010)

PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Ucapan syukur senantiasa kita haturkan ke hadirat Gusti Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Atas segala limpahan nikmat-Nya sehingga kita dapat melaksanakan aktifitas dalam lindungan dan ridla-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap menyertai Sang Kekasih Allah, Kanjeng Nabi Muhammad SAW, yang selalu kita harap syafa’atnya.
Blog ini dibuat selain sebagai persyaratan tugas Ujian Akhir Semester juga sebagai sarana untuk menuangkan segala ekspresi, keluh kesah, dan pemikiran-pemikiran yang selama ini entah ambyar kemana. Oleh karena itu, setelah dibuatnya blog ini diharapkan tidak akan ada lagi tulisan-tulisan yang tersia-siakan.
Selain itu, dengan adanya blog ini juga bisa terhubung dengan pengguna blog-blog yang lain dan mencari informasi serta menggalinya lebih dalam, karena suatu pengetahuan tidak didapat di sekolah saja tapi di semua aspek dan bidang manapun yang intinya untuk memberikan pengetahuan yang luas dan bisa bertukar pikiran atas pengetahuan yang dimilikinya. Karena kita tidak bisa hidup dengan pengetahuan yang sedikit, pengetahuan yang banyak akan membawa kemaslahatan bagi kita dan kita tidak kurang dalam pergaulan.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya haturkan kepada Khairul Anwar, M. Pd. yang menjadi dosen pembina matakuliah Pendidikan Jurnalistik, atas segala ilmu yang beliau curahkan dan motivasi yang tak henti-hentinya beliau berikan.
Besar harapan saya, semoga apa saja yang termuat dalam blog ini dapat menjadi sumber ilmu, khususnya bagi saya dan bagi yang membaca umumnya. Dalam tulisan-tulisan di blog ini tentunya terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan saya sebagai manusia. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi proses pembelajaran selanjutnya.
Wallahulmuwafiq Illa Aqwamith Thariq

HOME



Eko Nurdiawan atau lebih akrab dipanggil Awan, lahir pada 18 April 1989 di sebuah dusun kecil bernama Jombok, yang berada di wilayah kecamatan Sukodadi kabupaten Lamongan. Dia juga tinggal di daerah tersebut hingga saat ini bersama orangtua dan saudaranya. Sebuah dusun yang seluruh warganya memeluk agama Islam, meskipun kebanyakan hanya Islam KTP. Oleh karena ia dilahirkan pada lingkungan Islam maka Awan pun memeluk agama Islam, meskipun masyarakat Islam di daerah kelahirannya tersebut masih abangan.
Pendidikan formal pertamanya dimulai dari TK Pembangunan I pada tahun 1993 hingga 1995 dan MI Ma’arif NU pada tahun 1995 hingga 2001, kedua sekolah itu berada di lingkungan desanya sendiri. Sewaktu di MI inilah doktrin Islam mulai diperolehnya, terutama Islam yang berhaluan ahlussunah waljama’ah ala NU. Ajaran Aswaja ini diperolehnya dari matapelajaran Aswaja dan ke-NU-an yang rutin diberikan setiap minggunya di madrasah tersebut, hingga akhirnya Awan menjadi yakin dengan apa yang dianutnya. Bahkan dia juga mengagumi para tokoh pendiri NU khususnya K.H. Hasyim Asy’ari. Oleh karena itu, Awan mempunyai cita-cita untuk meneruskan perjuangan beliau. Awan pun berkeinginan untuk melanjutkan sekolah dan nyantri di pondok pesantren Tebu Ireng Jombang setelah lulus MI.
Saat yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, Awan lulus dengan nilai tertinggi ke-dua di madrasah tersebut, akan tetapi keinginannya untuk nyantri di Tebu Ireng tidak kesampaian karena waktu itu orangtuanya, terutama ibunya, merasa berat dan tidak tega apabila buah hatinya tersebut harus merantau di usia yang masih dini, mungkin inilah rasa sayang yang kurang tepat dari orangtua. Akhirnya Awan melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Pucuk kabupaten Lamongan pada tahun 2001. Pergaulan di SMP membuatnya lupa akan keinginannya untuk mondok. Dan setelah lulus SMP pada tahun 2004 Awan kemudian melanjutkan pendidikan ke Madrasah Aliyah Negeri Babat.
Dari sinilah perjalanan hidupnya terasa lebih menggairahkan. Dimulai saat dia direkomendasikan oleh ketua IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) di desanya untuk mengikuti pelatihan yang diadakan oleh IPNU di tingkat Anak Cabang, yaitu Makesta (Masa Kesetiaan Anggota) pada tahun 2004 dan Lakmud (Pelatihan Kader Muda) pada tahun yang sama, setelah itu Awan mulai aktif di organisasi yang merupakan banom (badan otonom) NU tersebut hingga saat ini. Pada tahun 2005 Awan diberi amanat untuk menjadi ketua ranting IPNU di desanya selama dua tahun. Pada saat yang sama juga dia mendapat tanggungjawab untuk menjadi ketua OSIS MA Negeri babat. Selain itu dia juga aktif di beberapa ekstrakurikuler di sekolahnya, di antaranya Pramuka, Jurnalistik, Presenter, dan Teater. Sebelum lulus Madrasah Aliyah Awan pernah menjadi pembina pramuka di beberapa sekolah di kabupaten Lamongan.
Aktif diberbagai organisasi membuat Awan semakin banyak belajar, tentang bagimana cara bersosialisasi dan bermasyarakat. Kemampuan memimpinnya juga mulai berkembang dengan baik. Dan yang paling penting, dia jadi semakin memahami dirinya. Melalui IPNU Awan secara langsung dihadapkan pada problem-problem yang ada di masyarakat secara langsung, itulah yang membuat dia semakin dewasa dan bijak.
Setelah lulus dari MA Negeri Babat pada tahun 2007, Awan kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Meskipun saat itu banyak orang yang menyarankan agar dia kuliah di daerah kabupaten Lamongan saja karena biaya untuk kuliah di Malang sangat tinggi, maklum orangtuanya hanya bekerja sebagai buruh tani di desanya, tetapi Awan tetap bersih keras untuk melanjutkan kuliah di UIN Malang. Meskipun berasal dari kalangan bawah, dan orangtuanya yang hanya berprofesi sebagai buruh tani Awan tidak pernah rendah diri ataupun minder. Bahkan pada suatu ketika dia pernah diejek salah seorang temannya karena sepatu yang dipakainya sudah butut, dia tetap berlapang dada dan selalu bersabar.
Memilih program studi Pendidikan Agama Islam ternyata sangat tepat baginya. Dia menjadi semakin tahu bahwa betapa kurangnya dirinya akan ilmu, terutama ilmu agama. Awan jadi semakin termotivasi untuk terus belajar. Awan tidak pernah malu akan kekurangannya, bahkan dia bersyukur atas apa yang telah dikaruniakan Allah kepadanya dan selalu berusaha untuk memperbaiki diri. Setiap harinya Awan tidak pernah lepas dari buku, terutama buku-buku tentang motivasi telah dilahapnya. Dia bukan membaca huruf, melainkan benar-benar mengambil ilmu dari bacaanya. Semua itu membuat Awan semakin berkembang.
Karena seringnya membaca buku-buku, Awan secara intensif belajar menjadi seorang “pelatih” (trainer) di bidang pelejitan motivasi, terutama berkaitan dengan pembelajaran. Uniknya, meskipun telah beberapa kali Awan mengisi pelatihan-pelatihan dan seminar seminar sejak dua tahun yang lalu dia tidak ingin disebut sebagi “pengajar” atau “pelatih”, dia ingin dianggap saja sebagai “rekan” dalam berdialog. Bidang baru yang digelutinya ini semakin mengasah keterampilan menyampaikan sesuatu dan dalam membangkitkan semangat orang-orang yang diajarnya untuk terus mau belajar tentang hal-hal baru.
Pelatih sekaligus motivator yang dikaguminya adalah Tung Desem Waringin dan Mario Teguh, beberapa video dari keduanya telah ditonton dan diterpakan dalam kehidupannya. Awan juga menyukai buku-buku karya Hernowo, yang membantunya untuk dapat semakin mengenali dirinya sendiri dan tujuan hidupnya. Novel-novel karya Habiburrahman El Shirazy juga sangat dikaguminya lantaran banyak sekali hikmah dan pelajaran yang dapat diambil. Awan juga mengidolakan sosok Emha Ainun Nadjib, pemikiran-pemikiran beliau mampu membuatnya tersentuh dan berpikir optimis untuk terus meraih kehidupan yang lebih baik bagi diri dan negeri ini.
Kini, di rumah ataupun di mana saja, bila memungkinkan, dia senantiasa memuaskan kegemarannya menonton film dan mendengarkan musik. Kekayaan musik dari Sheila On 7 dan lantunan vokal Geisha merupakan dua di antara berbagai karya musik yang paling digemarinya. Deddy Mizwar adalah sutradara sekaligus aktor yang dikaguminya lantaran ide-ide cemerlangnya. Awan juga belajar banyak bagaimana memahami dan kemudian menyerap sebuah karakter dari para aktor dan aktris dari film yang ditontonnya.
Jenis olahraga yang sangat disukainya adalah sepakbola. Sejak kecil hingga saat ini sepakbola selalu dimainkannya minimal seminggu sekali. Dari olahraga inilah Awan juga belajar tentang bagaimana bekerjasama dengan orang lain, tentang berkomunikasi dengan kawan, dan yang tak kalah adalah belajar berlapang dada memerima kekalahan dan rendah hati meraih kemenangan. Kini, setiap pekan, dia tidak pernah melewatkan tontonan menggairahkan di ajang sepak bola. Liga Italia dan Liga Champions senantiasa ditunggu kemunculannya di televisi. Inter Milan adalah klub favoritnya, sedangkan di kancah lokal Persela Lamongan adalah tim kebanggaannya yang selalu diharapkan untuk memenangi setiap pertandingan yang dimainkan.
Awan ingin terus belajar dan belajar dalam berbagai hal di dunia ini, dan bertekad untuk membagikan apa yang telah dipelajarinya kepada semua orang. Dan cita-citanya adalah dia ingin bisa berguna dan memberikan manfaat bagi masyarakat, karena seperti sabda Nabi: “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.”